Sabtu, 29 November 2008

TSUNAMI HIDUP

Bacaan: Mazmur 91

Walau seribu orang rebah di sisimu ... tetapi itu tidak akan menimpamu.- Mazmur 91:7

Semuanya terjadi dengan begitu tiba-tiba. Tidak pemberitahuan lebih dulu sebelumnya. Tidak ada tanda-tanda yang memberikan isyarat. Bahkan semuanya terjadi dengan begitu cepat dan tak terkendalikan lagi. Alam marah, bumi bergoncang dan badai datang dengan begitu ganasnya. Dalam hitungan menit gempa dan tsunami memporak-porandakan hunian manusia. Tak tersisa banyak, kecuali puing-puing yang berserakkan. Yang lebih mengerikan, ratusan ribu manusia tewas dan ribuan lainnya masih tak diketahui rimbanya. Masih membekas begitu kuat dalam benak kita tragedi alam yang terjadi di penghujung tahun 2004 lalu. Sebuah bencana yang begitu dahsyat!

Gempa dan tsunami itu cukup memberi pelajaran kehidupan kepada kita. Manusia sepertinya tak kuasa melawan alam, seperti apapun juga hebatnya manusia itu. Manusia terlihat begitu lemah dan kecilnya. Kekayaan yang mereka punya tak bisa menyelamatkan. Kekuasaan yang mereka andalkan selama ini tak berguna lagi. Peristiwa yang cukup mengkikis kesombongan manusia bahkan menurunkannya pada titik nol.

Bencana bisa datang dengan tiba-tiba dan dalam sekejap mata semua yang kita punya bisa raib. Bencana itu bisa jadi tragedi alami, namun tak hanya itu saja, mau tahu bencana yang bisa saja terjadi dalam hidup kita? Dokter menunjukkan diagnosa bahwa kita mengidap kanker! Saham kita merosot dan usaha kita merugi. Keluarga kita berantakan. Anak kita terjerat dalam pergaulan buruk dan terlibat dalam tindak kriminal! Itu sekelumit tsunami hidup yang bisa saja terjadi dalam hidup kita.

Tahu bahwa semuanya bisa terjadi dengan tiba-tiba, hendaknya kita sebagai manusia tak lagi berdiri dengan angkuhnya dan menyombongkan diri. Sebaliknya marilah kita belajar untuk mendekatkan diri kepada Tuhan dan mengharapkan penyertaanNya selalu ada dalam hidup kita. Menyadari betapa kecilnya kita sebagai manusia di hadapan Tuhan membuat kita selalu bergantung dan bersandar kepadaNya. Jika kita hidup dalam lindungan Tuhan, percayalah bahwa kita akan selalu aman dalam naunganNya. Bukankah Alkitab berkata, “Walau seribu orang rebah di sisimu dan sepuluh ribu di sebelah kananmu, tetapi itu tidak akan menimpamu.”?


Kita akan selalu bergantung kepada Tuhan saat kita menyadari betapa kecilnya kita di hadapanNya.

KASIH TUHAN YANG AJAIB





Sabtu, 22 November 2008

APA TUHAN ITU ADA

Ada seorang pemuda yang lama sekolah di negeri paman Sam kembali ke tanah air.
Sesampainya dirumah ia meminta kepada orang tuanya untuk mencari seorang Guru agama, pendeta atau
siapapun yang bisa menjawab 3 pertanyaannya. Akhirnya Orang tua pemuda itu mendapatkan orang tersebut.
Pemuda: Anda siapa? Dan apakah bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan saya?
Pendeta : Saya hamba Allah dan dengan izin-Nya saya akan menjawab pertanyaan anda
Pemuda: Anda yakin? sedang Profesor dan banyak orang pintar saja tidak mampu menjawab pertanyaan saya.
Pendeta : Saya akan mencoba sejauh kemampuan saya
Pemuda: Saya punya 3 buah pertanyaan
1. Kalau memang Tuhan itu ada, tunjukan wujud Tuhan kepada saya
2. Apakah yang dinamakan takdir
3. Kalau setan diciptakan dari api kenapa dimasukan ke neraka yang dibuat dari api,tentu tidak menyakitkan buat setan Sebab
mereka memiliki unsur yang sama. Apakah Tuhan tidak pernah berfikir sejauh itu?
Tiba-tiba Pendeta tersebut menampar pipi si Pemuda dengan keras.
Pemuda (sambil menahan sakit): Kenapa anda marah kepada saya?
Pendeta : Saya tidak marah...Tamparan itu adalah jawaban saya atas 3 buah pertanyaan yang anda ajukan kepada saya
Pemuda: Saya sungguh-sungguh tidak mengerti
Pendeta : Bagaimana rasanya tamparan saya?
Pemuda: Tentu saja saya merasakan sakit
Pendeta : Jadi anda percaya bahwa sakit itu ada?
Pemuda: Ya
Pendeta : Tunjukan pada saya wujud sakit itu !
Pemuda: Saya tidak bisa
Pendeta : Itulah jawaban pertanyaan pertama: kita semua merasakan keberadaan Tuhan tanpa mampu melihat wujudnya.
Pendeta : Apakah tadi malam anda bermimpi akan ditampar oleh saya?
Pemuda: Tidak
Pendeta : Apakah pernah terpikir oleh anda akan menerima sebuah tamparan dari saya hari ini?
Pemuda: Tidak
Pendeta : Itulah yang dinamakan Takdir
Pendeta : Terbuat dari apa tangan yang saya gunakan untuk menampar anda?
Pemuda: kulit
Pendeta : Terbuat dari apa pipi anda?
Pemuda: kulit
Pendeta : Bagaimana rasanya tamparan saya?
Pemuda: sakit
Pendeta : Walaupun Setan terbuat dari api dan Neraka terbuat dari api, Jika Tuhan berkehendak maka Neraka akan Menjadi tempat
menyakitkan untuk setan.

PENDAKI SEJATI


Mari, kita naik ke gunung Tuhan ... dan supaya kita belajar menempuhnya.- Yesaya 2:3

Tak semua orang yang mendaki gunung disebut pendaki sejati. De Chardin, seorang motivator ternama, punya cerita tentang tiga kelompok orang yang mendaki gunung. Kelompok pertama memulai petualangannya dengan semangat yang luar biasa. Namun sayang, di tengah perjalanan mereka mulai menggerutu karena lelah dan hawa dingin yang begitu menusuk. Tak lama kemudian mereka memutuskan untuk kembali dan pulang karena merasa pendakian itu terlalu berat. Kelompok kedua berhasil naik lebih tinggi dari kelompok yang pertama. Mereka sangat senang dengan pemandangan yang dapat mereka nikmati, itu sebabnya mereka memutuskan untuk berhenti di tempat itu saja. Buat apa mendaki lebih tinggi kalau di tempat itu mereka sudah melihat pemandangan yang cukup bagus?

Kelompok ketiga adalah adventurir sejati! Meski letih, mereka terus melanjutkan perjalanan sampai ke puncak. Di tengah perjalanan, mereka sebenarnya sudah menemukan pemandangan yang cukup indah. Keletihan yang mereka rasa sebenarnya menggoda mereka untuk berhenti di situ, namun mentalitas mereka sebagai pendaki sejati mengatakan bahwa tujuan mereka bukanlah tempat itu, tujuan mereka adalah sampai di puncak!

Beberapa orang Kristen punya mentalitas seperti pendaki yang pertama. Awal mula mengikut Yesus mereka sangat bersukacita dan punya semangat yang luar biasa, namun di saat kesulitan dan tekanan hidup mulai datang begitu mudahnya kita meninggalkan Tuhan dan kembali ke hidup lama kita. Kelompok orang Kristen yang kedua merasa sudah cukup baik, cukup suci dan cukup rohani, jadi mereka memutuskan untuk berhenti di area mediokritas itu tanpa menyadari bahwa sebenarnya mereka bisa lebih maksimal di dalam Tuhan. Kalau kita sudah puas dengan sesuatu yang baik maka kita tidak akan pernah melihat yang terbaik!

Kelompok ketiga adalah orang Kristen sejati! Jalan yang harus mereka daki bukanlah jalan yang mudah. Penderitaan, masalah dan tekanan hidup mencoba menghentikan langkah mereka. Tempat-tempat yang menyenangkan juga mencoba menahan mereka untuk berhenti di situ. Namun orang Kristen sejati tak akan pernah berhenti sebelum mencapai puncak dan mencapai yang terbaik! Seperti apakah tipe kekristenan kita?

Seorang juara adalah mereka yang tidak dapat dihentikan oleh kemenangan maupun kekalahan.

Ibu Terpaksa Memilih Anak Mana yang Dibiarkan Mati Kelaparan


Banyak ibu bisa memilih makanan yang baik untuk anak-anak mereka. Namun sebagian ibu lainnya tak seberuntung itu. Mereka terpaksa memilih anak mana yang diberi makan dan mana yang dibiarkan mati kelaparan.

Kaum ibu ini terpaksa membuat pilihan hidup atau mati untuk anak-anak mereka. Inilah potret kaum ibu miskin yang dijumpai di Haiti. Patricia Wolff, direktur eksekutif badan kemanusiaan Meds & Food for Kids, menemukan fakta menyedihkan itu dalam lawatannya yang sering ke Haiti.

Dikatakan Wolff, kelaparan sangat meluas di Haiti. Begitu banyak anak yang meninggal karena kekurangan gizi. Sebagian ibu di Haiti terpaksa menjatah makanan anak-anak mereka demi menyambung hidup. Namun sebagian ibu lainnya terpaksa membuat pilihan menyakitkan ketika jatah makanan mereka tidak cukup untuk semua.

"Mengerikan. Mereka harus memilih di antara anak-anak mereka," tutur Wolff seperti dilansir CNN, Rabu (19/11/2008).

"Mereka berusaha menghidupi anak-anak mereka dengan memberi mereka makan, namun kadang-kadang mereka membuat keputusan bahwa yang ini harus pergi," imbuh Wolff. Organisasi nonprofit pimpinan Wolff dibentuk untuk memerangi kekurangan gizi pada anak-anak.

Dalam pidatonya saat menerima penghargaan Nobel Perdamaian, Martin Luther King pernah menyatakan, "Saya punya keberanian untuk yakin bahwa orang-orang di manapun bisa makan tiga kali sehari untuk tubuh mereka." Namun kini, empat dekade setelah itu, impian King masih belum terwujud.

Bahkan kini dunia tengah dilanda kelaparan yang meluas. Kerusuhan karena berebut makanan tahun ini terjadi di berbagai penjuru dunia, termasuk Mesir dan India.

Bahkan kabar dari badan pangan dunia, World Food Programme lebih menyedihkan: seorang anak mati karena kelaparan tiap enam detik di dunia. Dan kelaparan kini menewaskan lebih banyak orang setiap tahunnya dibandingkan penyakit AIDS, malaria dan tuberculosis. Oh!

Jumat, 21 November 2008

SENTUHAN-NYA

Bacaan: Lukas 7:11-17

Sambil menghampiri usungan itu Ia menyentuhnya, dan sedang para pengusung berhenti, Ia berkata: "Hai anak muda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah! - Lukas 7:14

Jurnal Pediatrics yang diterbitkan oleh Boston Medical Centre, Amerika, memberikan hasil penelitian yang cukup mencengangkan. Bayi yang akan menjalani tes darah selama 15 menit bila disentuh oleh ibunya akan merasa berkurang sakitnya hingga mencapai 80%. Sentuhan itu terbukti meringankan sakit pada bayi mulai dari rasa nyeri, pengukuran detak jantung hingga tangisan si bayi yang menunjukkan bahwa bayi yang disentuh ibunya akan berkurang rasa nyerinya dan sedikit menangis dibandingkan dengan bayi yang ditinggalkan begitu saja menjelang pemeriksaan oleh ibunya.

Tak bisa disangkal bahwa hidup yang kita jalani penuh dengan lika-liku, sarat dengan penderitaan, tekanan hidup dan hal-hal yang menyesakkan kita. Meski demikian kita tidak perlu kuatir sebab Tuhan akan selalu memberikan kepada kita kekuatan, penghiburan, keberanian bahkan kesanggupan untuk cakap menanggung segala perkara melalui sentuhan-Nya yang lembut. Jika hari ini kaki kita masih tegak berdiri, itu karena kuasa sentuhan Tuhan dalam hidup kita, bahkan setiap hari Dia selalu mengawali hari-hari kita dengan sentuhan-Nya yang penuh dengan kasih.

Kita menerima sentuhan Tuhan, untuk itu kita tidak boleh egois, sebaliknya kita juga harus mau menjadi sarana kepanjangan tangan Tuhan untuk memberikan sentuhan ilahi kepada mereka. Lihatlah di sekeliling kita, maka kita juga akan menjumpai begitu banyak orang yang hidup dalam penderitaan dan pergumulan hidup yang berat. Dengan sentuhan yang didasari dengan kasih, percayalah bahwa itu akan memberikan dampak yang sangat positif untuk meringankan beban dan penderitaan sesama kita. Kita bisa membangkitkan semangat mereka yang telah hilang. Memberikan penghiburan bagi yang terluka. Memberkati mereka yang kekurangan. Menjadi saluran kasih Allah bagi mereka yang memerlukannya. Milikilah komitmen untuk memberikan sentuhan kepada sesama kita, melalui kata-kata kita, sikap kita dan tindakan kita. Hari ini mari kita memberikan sentuhan dengan kasih bagi orang orang yang membutuhkan kasih Tuhan.

Sebuah sentuhan yang didasari kasih akan meringankan penderitaan sesama.

Rabu, 12 November 2008

SEGALA SESUATU MUNKIN

Bacaan: Markus 9:14-29

Jawab Yesus: "Katamu: jika Engkau dapat? Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!"- Markus 9:23

Hendricks dan Ludeman dalam bukunya Corporate Mystic mengisahkan mengenai teman mereka yaitu seorang wanita yang ingin mengubah nasibnya dengan belajar menjadi dokter pada usianya yang sudah senja, yaitu 44 tahun. Semua orang di sekitar wanita tersebut mengatakan bahwa ia tidak akan mungkin diterima oleh universitas manapun juga mengingat usianya yang sudah hampir setengah abad. Namun, wanita tersebut tidak kecil hati karena ia yakin bahwa keinginannya tersebut mungkin terealisasi. Lalu ia mendaftar di beberapa universitas di Amerika Serikat. Semuanya menolak. Sang wanita tidak putus asa, ia akhirnya mendaftar di sebuah universitas di Belanda dan ternyata universitas tersebut menerimanya dengan senang hati.

Tiga bulan sebelum kuliah, wanita Amerika itu belajar bahasa Belanda dari nol. Karena tekadnya sangat kuat, dalam tiga bulan ia berhasil menguasai bahasa Belanda yang cukup untuk berkomunikasi. Dengan tekad yang kuat, ia juga berhasil mewujudkan cita-citanya menjadi dokter yang handal, tentu saja penghasilan dan kehidupannya juga berubah menjadi lebih baik dari waktu sebelumnya.

Usia tua tidak seharusnya menjadi penghalang bagi kita untuk mewujudkan impian dan kehidupan yang lebih baik. Tidak ada istilah terlambat untuk mewujudkan impian. Meski demikian bukan berarti kita boleh berlambat-lambat untuk mulai merealisasikan cita-cita kita tersebut. Mulailah untuk menggumulkan, memikirkan, merancang, mempersiapkan dan melakukannya saat ini juga. Jika kita memiliki tekad yang kuat untuk mewujudkannya, percayalah bahwa tidak ada sesuatu yang bisa menghalangi kita dalam mewujudkan impian kita tersebut. Jangan biarkan tantangan, hambatan, masalah, bahkan keterbatasan-keterbatasan di dalam diri kita untuk menghalangi kita meraih impian. Berjalanlah dalam kehendak Tuhan, andalkan Tuhan dan biarkanlah Tuhan menolong kita untuk mewujudkan impian kita. Tidak ada sesuatu yang terlalu sulit bagi Tuhan, demikian juga tidak ada yang mustahil bagi orang percaya.

Bagi orang percaya, segala sesuatu adalah mungkin.

MENGHARGAI HIDUP

Bacaan: 1 Petrus 1:23-25

Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?- Matius 6:25

Bagaimana menjalani setiap detik dalam hidup ini dengan cara yang paling berharga? Bertanyalah kepada orang yang divonis kanker dan tinggal punya kesempatan hidup beberapa bulan saja. Mereka bisa menjalani hidup dengan sangat maksimal karena kesempatan mereka tinggal sedikit. Mereka bisa menghargai hidup karena sebentar lagi mereka akan kehilangan. Mereka akan menghabiskan waktu bersama anak-anak, melayani pasangan dengan baik, melayani Tuhan dengan lebih sungguh-sungguh, menyatakan cinta kepada setiap orang yang dikasihi, “sekedar” mengagumi indahnya bunga di pinggir jalan atau memeluk anjing peliharaan.

Sungguh ironis melihat kenyataan bahwa kita yang sehat dan punya lebih banyak kesempatan, justru tidak terlalu menghargai nilai hidup ini. Kita melupakan Tuhan, mengabaikan keluarga, terlalu sibuk hingga melewatkan keindahan alam semesta. Kita terlalu pusing memikirkan cara menghasilkan uang untuk memenuhi kebutuhan hidup, namun sama sekali tidak menikmati hidup yang sedang kita perjuangkan ini. Kita mencari uang untuk anak-anak namun melewatkan kesempatan untuk melihat mereka bertumbuh. Kita memberi begitu banyak ruang dalam hati kita untuk membenci dan menyimpan dendam, hingga tak ada lagi ruangan untuk pengampunan dan kasih yang memberi kelegaan dan kedamaian dalam hidup ini.

Hargailah hidup ini, sebab memang demikianlah seharusnya! Kita tak bisa membeli hidup ini. Jalanilah hidup ini sebagai anugerah yang bisa dinikmati. Hiduplah dengan prioritas yang benar seperti nasihat Yesus, bahwa hidup ini lebih esensial daripada hal-hal lahiriah yang kita cemaskan selama ini. Hiduplah dengan bijaksana seolah-olah ini hari terakhir yang kita miliki. Sehingga kita tidak akan mengisi hidup ini dengan membenci, menyakiti, atau merisaukan hal-hal yang tidak sungguh-sungguh berarti. Hiduplah dengan kesadaran bahwa kita akan hidup selamanya bersama-sama Tuhan di Sorga. Hiduplah dalam kasih, dengan pengharapan dan oleh iman!

Hargailah hidup selagi kita memilikinya

KESABARAN

Bacaan: Amsal 14:16-18

Siapa lekas naik darah, berlaku bodoh, tetapi orang yang bijaksana, bersabar.- Amsal 14:17

Suatu kali tim basket AS, Indiana Pacers melakukan pertandingan melawan tim tuan rumah di Detroit. Ketika pertandingan sedang berlangsung seru, tiba-tiba penonton tuan rumah melempari para pemain Pacers dengan botol-botol bekas minuman. Para pemain Pacers terpancing emosinya dan keluar lapangan. Pemain-pemain Pacers kemudian memukul penonton yang diduga melempar botol itu. Terjadilah baku hantam antara pemain dan penonton. Akibatnya 7 pemain Pacers diskors dalam 7 laga berikutnya. Pacers mengalami kekalahan beruntun akibat kehilangan pemain-pemain yang tidak bisa mengendalikan amarahnya. *

Kesabaran adalah salah satu pengendalian diri yang mutlak untuk dimiliki setiap orang. Tanpa kesabaran, seseorang akan menghadapi banyak masalah. Ester adalah sosok perempuan yang cukup sabar dengan ulah Haman yang ingin membunuh seluruh bangsa Ester. Melihat rencana busuk Haman, Ester tidak segera melapor pada Raja Ahasyweros, ia bersabar dan menunggu waktu yang tepat, hingga akhirnya Ester berhasil menyelamatkan bangsa Israel dari ancaman.

Kerap kali masalah yang kita hadapi membuat kita gegabah dalam mengambil keputusan. Sudah bisa ditebak, pada akhirnya kita menyesali keputusan yang telah kita ambil. Barangkali ini waktu yang tepat untuk mengkoreksi kesabaran yang kita miliki. Seberapa sabar kita ketika melihat orang yang pernah menyakiti kita kembali melakukan perbuatan yang sama? Seberapa sabar kita ketika keadilan yang seharusnya kita terima diselewengkan begitu saja? Seberapa sabar kita ketika banyak kalimat berisi gosip dan fitnah mengarah pada kita? Ingatlah bahwa kesabaran itu juga yang pada akhirnya akan menyelamatkan hidup kita. Sebaliknya, jika tidak sabar maka kita pun tanpa sadar mengambil keputusan-keputusan bodoh yang akhirnya menghancurkan diri kita sendiri. Kesabaran bukanlah sifat pembawaan, kesabaran adalah sebuah keputusan. Pastikan hari ini kita mau hidup dalam kesabaran.

Kesabaran bukanlah sifat pembawaan, kesabaran adalah sebuah keputusan.


(Dioni * Kisah Inspirasional)

someone care

Bacaan: Markus 1:40-45

Maka tergeraklah hatiNya oleh belas kasihan, lalu Ia mengulurkan tanganNya ...- Markus 1:41

Siapa yang mau peduli? Siapa mau peduli dengan sosok usia senja yang kesepian? Siapa mau peduli dengan bayi-bayi yang tidak dilahirkan? Setiap dua puluh detik, satu janin dikeluarkan dari rahim ibunya untuk dibuang dari kehidupan. Siapa mau peduli dengan mereka yang cacat? Daripada memberi sedikit cipratan belas kasihan, kita justru sibuk menggali apa dosa mereka sehingga kutuk dan kemalangan menimpa mereka. Siapa mau peduli dengan korban AIDS? Tubuh, atau lebih tepatnya tulang yang dibungkus kulit itu merintih lara sendiri. Siapa mau peduli dengan anak kecil yang tak pernah mengalami pelukan orang tuanya? Siapa mau peduli dengan pecandu alkohol? Pemakai narkotika? Preman, anak-anak jalanan atau komunitas yang terbuang? Waria atau kaum homoseks yang menyimpang dari kenormalan?

Getir dan pahitnya hidup membuat manusia menjadi apatis. Tak ada seorangpun peduli. Membiarkan mereka merintih nyeri dalam lara. Jangan salahkan pemerintah, mereka sudah terlalu sibuk rapat, membahas ini itu dan sibuk untuk mencari keuntungan sendiri-sendiri. Jangan salahkan gereja. Gereja punya kesibukan sendiri yang tak kalah pentingnya. Sebut saja rapat sinode, pembahasan program gereja jangka panjang dan jangka pendek, lagipula menerima kaum homoseks atau kelompok preman yang kacau bukankah bisa mencoreng nama baik gereja? Lalu kita mau salahkan siapa? Diri kita? Bukankah kesibukan dan beragam urusan telah menyita dan mengalihkan perhatian kita dari mereka? Siapa yang mau peduli?

Meski tak ada yang peduli, bukan berarti mereka sendiri. Masih ada satu pribadi yang peduli, Anda bisa memanggilnya Yesus. Bacalah autobiografi Yesus. Yesus menyentuh kulit mengoreng dan menjadikannya tahir. Yesus peduli dengan si kusta yang terasing. Yesus membiarkan dirinya diurapi perempuan berdosa, tanda penerimaan yang tulus kepada mereka yang dicap “sampah” oleh masyarakat. Zakheus memang tak ubahnya seperti preman pasar, tapi toh Yesus peduli terhadap keselamatan jiwanya. Someone care, Jesus care ... Marilah kita belajar dari kepedulian Yesus. Menjadi pengikut Kristus seharusnya membuat kita melakukan apa yang sudah dilakukan Yesus. Jika selama ini kita menjadi orang Kristen yang tidak peka dan apatis, mungkin kita tak lagi hidup dalam kasih. Kalau kasih memerintah hidup kita, kitapun akan peduli. Yesus peduli, kita juga peduli...


Someone care, Jesus care ...

Minggu, 02 November 2008

HIDUP DIATAS RATA-RATA



I Tawarikh 4:9-10

Dalam kamus bahasa Indonesia.kata “Rata-Rata” artinya : “disamakan saja tanpa memperhatikan perbedaan yang ada,pukul rata,hampir sama” Kalau begitu apa ang Tuhan inginkan “Hidup diatas rata-rata”
Pertanyaannya :
Pernahkah saudara merasa ingin menonjol diantara begitu banyak orang ?.para pakar mengatakan itu wajar !,mengapa ?,karena sejak penciptaan,Allah merancang manusia untuk kesempurnaan,dan menciptakan dia secara umik !,saudara juga,’kan?
Pada tahun 1959,ayah saya ditempatkan sebagai pendeta dikota ambon,dan kami sekeluarga hidup sederhana sekali,pada tahun itu juga,saya masuk SMP.sekalipun kami hidup secara sederhana,ada sesuatu dihati saya,yaitu keinginan untuk membuktikan,bahwa orang sederhana jangan dianggap remeh!,sebagai remaja yang sedang bertumbuh,saya ingin menonjol tentunya,sebagai murid yang pintar dan saya berhasil.rapor saya bagus dan saya menjadi juara kelas,orang tua saya bangga!.
Sekarang,mari kita perhatikan kehidupan disekitar kita,semua orang ingin diakui,bahkan membutuhkan pengakuan! Benar khan,mereka melakukan dangan berbagai cara,lewat pakaian,sepatu,rumah,mobil dan sebagainya.pokoknya manusia ingin tampil beda dan menonjol dari orang lain! Apakah ini jahat ? perhatikan Yabes ! baca saja : I Tawarikh pasal 1-9,bahwa sembilan pasal itu berisi daftar silsilah! Dan, persis ditengah-tengah nama-nama itu (ada lebih dari 600 nama),Allah memberi pengakuan khusus kepada seorang pria yang bernama Yabes.ingat ini : * Ibunya melahirkan dia dengan kesakitan,dan memberi nama Yabes (artinya kesusahan),tetapi ketika Yabes tumbuh menjadi seorang pemuda yang beriman kepada Allah Israel,dia meminta hal-hal istimewa dari Allah (Baca I Tawarikh 4:10),Allah mengabulkan apa yang dia minta.
Haleluya ! suatu bukti,bahwa Allah menginginkan setiap anak-Nya memiliki iman yang besar,visi yang besar,dan hidup diatas rata-rata,saudara juga khan ?,

“Yabes berseru kepada Allah Israel,katanya: “Kiranya Engkau memberkati aku berlimpah-limpah dan memperluas daerahku,dan kiranya tanganMu menyertai aku,dan melindungi aku dari pada malapetaka,sehingga kesakitan tidak menimpa aku!” dan Allah mengabulkan permintaannya itu.(I Tawarikh 4-10)